BUATMU YANG GUNDAH

Subhanallah, Inspiration from my wife. “SLI HARNINGSIH”, Yang selalu ada dan menghuni hati. “ALLAH, jadikan Sebagai penghias rumahtanggaku, dan jadikan kelak Ia disurga sebagai bidadariku atas izinMu ya ALLAH.

Astaghfirullah !! Saat langkah ada didunia maya, tak Menapak di bumi-Nya..Lalu, kucoba atur gelombang asa..Robbi kudengar panggilanMu tuk meniti jalan RidhoMu.. Kuharap ada penolong dari hambaMu meneguhkan tapak kakiku di jalan-Mu dan menemani panjangnya jalan yang harus aku titi.. " Saat Cinta dan Rindu tuk gapai Syurga dan Syahid di jalanNya makin membuncah.." mungkin… aku tak sebaik yang aku pikir, tak juga sebaik yang orang pikir.. tapi tak ada salahnya kita saling berbagi untuk kebaikan…

Menikah, bukan sekedar mensahkan hubungan intim antara kedua manusia berlain jenis.
Menikah, bukan sekedar tinta di atas kertas yang ditanda tangani di KUA.
Menikah, bukan dunia yang isinya hanya seksual dan kepuasan birahi.
Menikah, bukan bicara soal siapa Tuan dan siapa Pelayan.
Menikah, bukan sekedar bicara kau dan dia, tetapi bicara soal keluarga kalian.
Menikah, bukan sekedar bicara cinta dan kasih dan rayuan.
Menikah bukan bermain dan permainan.

Menikah, menyangkut soal pendidikan dan budaya rumah tangga, anak dan keturunan,
Menikah, berarti bicara soal kerjasama, musyawarah dan prioritas.
Menikah, berarti bicara soal perlindungan dan kesejahteraan.
Menikah, berarti bicara soal pengelolaan ekonomi dan rizki.
Menikah, berarti hidup bersama seseorang selamanya.
Menikah, berarti siapa bertanggung jawab kepada siapa.
Menikah adalah 'Ibadah
Menikah, bicara banyak hal - dan tidak bicara banyak hal pula.

Menikah hendaknya ia adalah orang yang 'siap', telah baligh (dewasa) baik secara fisik maupun mental, dimana ia akan siap dengan segala konsekuensinya, yang mana ini tidak ditunjukkan dengan titel akademik, atau apapun. Dan memang, kesiap sediaan itu tak akan pernah datang utuh, kecuali saat ini, saat kita merasa siap dengan bekal yang proporsional. Menunggu lelaki datang turun dari langit, sama saja menggantungkan impian pernikahan kita terlalu tinggi sehingga berpotensi menjadikannya sebagai puing-puing yang jatuh ke tanah. Pernikahan, harus dihadapi dengan nyata. Tidak dengan bayang-bayang awan gelap yang kan turun di musim kemarau. Gunakan payung mu, dan jangan berharap atau bertaruh untuk masa depan nanti. Namun jika tidak sanggup bertanggung jawab untuk diri sediri, maka hidup sendirian masih lebih baik daripada menyiksa hidup dengan hidup dengan orang lain.

Temanku..
Teguhkan hati untuk ALLAH… minta padaNya.. karena Cuma DIA yang bisa memberi keajaiban.. tapi mesti ingat, ketika memilih jodoh.. harus luruskan niat.
Innamal a'malu binniyat....... Niat adalah kebangkitan jiwa dan kecenderungan pada apa-apa yang muncul padanya berupa tujuan yang dituntut yang penting baginya, baik secara segera maupun ditangguhkan. Jangan kemudian Engkau memilih jodoh dengan alasan “Adikku sudah mau menikah.. Aku ga mau keduluan sama adikku, Aku harus menikah lebih dulu dari Adikku” dan akhirnya.. karena niat kita yang salah.. kita akan dapat jodoh yang salah juga. Luruskan niat untuk menikah.. bahwa menikah karena ALLAH, karena ingin melengkapkan SETENGAH DIN yang diperintahkan ALLAH.

Jangan berfikit tentang umur… tapi siapkah Engkau untuk menjadi istri? Nanti, saat Engkau benar2 siap, ALLAH pasti akan memberikan jodoh buat Engkau..

"Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah." (QS. Adz Dzariyaat (51) : 49).

�Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui�� (Qs. Yaa Siin (36) : 36).

Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik (Qs. An Nahl (16) : 72).

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Qs. Ar. Ruum (30) : 21).

Istri ku juga mengalami saat-saat ini, ketika itu umurnya 29 tahun dan adiknya akan menikah tanggal 30 juli 2007, berat rasanya ketika mendengar adik akan menikah, sedang lelaki juga tak ada yang dekat dengan nya.. tapi ALLAH Berkehendak. ALLAH memberikan lelaki high quality (PEDE MODE ON). Dan tanggal 13 Juli 2007 menikah. Tak akan percaya bukan, ketika hati sudah patah arang, karena tak mungkin bisa lebih dulu menikah dari adik, tapi ternyata ALLAH maha berkehendak, kami menikah lebih dulu.

Jalanin hidup karena ALLAH, semuanya, awali kebaikan hanya karena ALLAH, dan jangan pernah lalai, “KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA”

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. “Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs. Alam Nasyrah (94) : 5- 6 ).

"Ya Allah, jadikanlah Temanku ridho terhadap apa-apa yang Engkau tetapkan dan jadikan barokah apa-apa yang telah Engkau takdirkan, sehingga tidak ingin Ia menyegerakan apa-apa yang engkau tunda dan menunda apa-apa yang Engkau segerakan.. YA ALLAH BERILAH PAHALA DALAM MUSIBAHNYA KALI INI DAN GANTIKAN UNTUKNYA YANG LEBIH BAIK MENURUTMU YA ALLAH.. Amiin"

Semoga ini bisa membuat hatimu lebih baik.

BERANI MENIKAH

Otak kiri terlalu rasional, sedangkan otak kanan irasional. Semakin orang pintar terkadang semakinrasional. Agar punya pengalaman yang unik dalam pernikahan, menikahlah dengan yang beda suku dan daerah asal. Karena akan sangat unik. Kalau terjadi pertengkaran tidak akan lari ke mertua.

Dengan menikah jauh itu, minimal orang semiskin-miskinnya pun akan naik bis antar kota antar propinsi.Jangan terlalu rumit-rumit menikah itu, permudahlah.

Hati-hati yang uangnya terlalu banyak dan pendidikannya terlalu tinggi, biasanya perhitungannya terlalu matematis. Bila menikah itu tidak cocok justru itu menarik karena ada tantangannya. Bila menikah itu kurang cinta, justru itu luar biasa paling menarik. Karena banyak yang pacaran lama tapi akhirnya putus.

Nikah itu tinggal bersabar dan bersyukur. Jangan terlalu banyak rumus dalam pernikahan. Maka jika ingin siap menikah, sabarnya harus sangat bagus dan syukurnya pun harus sangat bagus. Orang yang sangat bagus adalah orang yang dalam posisi sabarnya sangat baik dan syukurnya sangat baik, karena dia akanbersabahat. Karena nanti masalah akan selalu ada. Kalau sabarnya sangat baik, syukurnya sangat kurang, nanti pasif terhadap masalah. Kalau sabarnya sangat kurang, syukurnya sangat baik, nanti pasif pula terhadap masalah.

Sedangkan, bila sabarnya sangat kurang syukurnya sangat kurang, maka reaktif terhadap masalah. Bila kita siap menikah mari kita nikmati segala kekurangan pasangan kita, karena latar belakangnya yang berbeda. Yang penting kita tingkatkan rasa sabar kita dan rasa syukur kita. Tidak ada masalah itu. Tidak rumit-rumit amat, biasa saja.

Bila kita memikirkan menikah itu susah, maka susah betulan. Bila kita memikirkan bahwa menikah itu mudah, maka Allah akan memudahkannya, sebagaimana hadis qudsi "Allah itu sebagaimana persangkaanhamba-Nya".

Keberanian itu penting. Banyak laki-laki yang minder tidak berani karena tidak ada pekerjaan, maka pihak wanita jangan terlalu menonjolkan optimalisasi dirinya.

Dan kaum wanita pun harus berani menyatakan.Permasalahannya adalah yang penting gerak, bukan hanya siap-siap saja. Oleh karena itu proklamasikandiri kita bahwa kita adalah orang yang pemberani untuk menikah.

Mengapa Kita Membaca AlQuran Meskipun Tidak Mengerti Satupun Artinya??

Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?
Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.
Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.
Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.

Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.
Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.

sumber : dudung.net

KALAU CINTA JANGAN PACARAN !!!!!!!!!!!!

Sobat.. Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad lewat malaikat Jibril atas dasar CintaNya terhadap hambaNya. Dan atas dasar cinta pula, Nabi Muhammad dan para Sahabat rela disiksa oleh kaum kfir Quraisy Mekkah demi agar Agama ini (baca:Islam) sampai kepada kita umat akhir zaman.
Cinta adalah fitrah yang Allah berikan terhadap manusia, agar mereka saling peduli dan saling menyayangi satu sama lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rum:21:

Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya aialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”

Sungguh, cinta yang sebenarnya haruslah membawa rasa tentram dalam jiwa orang yang merasakannya-baik dalam keadaan senang maupun sedih- bukan justru menimbulkan keresahan, rasa benci dan dendam, seperti yang senantiasa dirasakan oleh para aktivis pacaran. Rasa gundah dan gelisah serta ketakutan pacarnya direbut orang. Singkatnya, cinta yang sebenarnya adalah segala cinta yang berlandaskan kecintaan terhadap Allah SWT. Cinta kepada Allah mampu membuat seorang hamba manjadi sangat soleh, santun, dan baik budi pekerti karna orang yang hatinya selalu lekat dengan namaNya, maka Allah akan menjadi matanya ketika dia melihat, Allah akan menjadi kakinya ketika dia melangkah, Allah akan menjadi tangannya ketika dia berbuat, Allah akan menjadi otaknya ketika dia berfikir. Dan sudah barang tentu, cinta kepada Allah juga harus disertai dengan cinta kita terhadap Rasul dan terhadap apa saja yang Allah cintai… jika Allah mencintai orang yang menjauhkan diri dari berbuat zina, maka berusahalah untuk menjauhkan diri dari berbuat zina… dan jika Allah mencintai hambaNya yang menjaga kehormatan dan memuliakan cintanya terhadap lawan jenis HANYA dengan menikah, maka menikahlah….
Next, bagaimana dengan orang yang mencintai lawan jenisnya lalu mengekspresikannya dengan pacaran??
Yang Pertama, jelas sedikitnya orang itu sudah membenci apa yang Allah cintai, yaitu HANYA mengekspresikan cinta terhadap lawan jenis dengan jalan pernikahan.
Yang Kedua, perhatikanlah kedua hadis di bawah ini:

“Barangsiapa memunculkan di dalam Agama kami ini sesuatu yang bukan berasal darinya, maka dia tertolak.”(Muttafaq’alaih dari Aisyah).

“Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka dia tertolak.”(HR. Muslim).

Kata”Raddun” (tertolak) dalam hadis di atas bermakna ditolak amalnya juga mendapatkan dosa…
Nah sekarang saya mo tanya, adakah 1 pun dalil atau hadis yang memerintahkan kita untuk pacaran?? Jawab dengan jujur!! Jelas Tidak ada. Maka mengapa masih ada saja yang melaksanakannya. Adapun orang menyama-nyamakan antara pacaran dengan ta’aruf menuju khitbah (lamaran), itu hanya bentuk penglegalisasian segolongn orang. Ta’aruf sangat beda jauh dengan pacaran. Ta’aruf memiliki adab-adab tertentu, seperti salah satunya Jangan Berkhalwat. Sedangkan dalam pacaran, justru aktivitas khalwat adalah hal yang wajib dan pasti dilakukan oleh para pelaku pacaran. Sekalipun raganya ga khalwat, tapi HP-nya bisa mewakili mereka berkhalwat dengan saling telpon atau sms untuk mengungkapkan perhatian. Bahkan surat pun bisa mewakili khalwat mereka.
Yang Ketiga, dalam pacaran, atas nama cinta, mereka melakukan hal-hal yang dilarang Allah, bahkan ga jarang atas nama cinta juga mereka melakukan hubungan seks… Naudzubillah, sesungguhnya pacaran hanya akan mengotori kemuliaan dan kesucian cinta itu sendiri. So, kalo cinta, Jangan Pacaran…
Dan terakhir, yang Keempat, karna pacaran adalah pintu gerbang sekaligus jalan bebas hambatan melakukan berbagai bentuk perzinaan, maka Pacaran hukumnya HARAM, berdasarkan Kaidah Ushul Fikih,”Al wasilatu alal haromi, muharromatun.”, artinya, sarana yang mengantarkan pada keharaman, maka hukumnya Haram. Wallahu alam bi ash-shawab.

Ditulis dalam D'Rise, Girly, Tsaqofah, Uncategorized