Mendidik Anak Di Rumah Juga Termasuk Meniti Karir

Jika sekedar hanya untuk mendidik anak yang sukses di dunia saja maka orang non-muslim juga bisa, banyak yang sukses di dunia

Tapi untuk mendidik anak sukses dunia dan akhirat, perlu ibu yang lebih banyak tinggal di rumah dan fokus dengan pendidikan anak mengajarkan adab, alquran dan doa sejak kecil, mengajarkan alif, ba, ta

Siapa yang mengajarkan Imam syafi’i kecil umur 7 tahun sudah hapal alquran?
Siapa yang memandikan imam malik kecil pagi-pagi dan pergi ke gurunya?
Siapa yang menghabiskan harta yang banyak untuk pendidikan guru imam malik rabi’atur ra’yi?

Sebagian mereka adalah wanita janda, ibu imam Syafi’i, ibu imam Ahmad, ibu Rabi’atur Ra’yi ditinggal suami berjihad sejak hamil sampai tua baru ketemu

Jika anak adalah titipan Allah, jangan dititipkan lagi kepada pembantu

Wanita hendaknya lebih banyak di rumah daripada diluar untuk mendidik anak-anak mereka. Karena mendidik anak perlu fokus di rumah bukan dititipkan kepada pembantu atau baby sister.

Tinggal di rumah adalah perintah Allah dalam Al-Quran, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (Al Ahzab: 33).

Wanita adalah pemimpin di rumah dalam hal mendidik anak-anaknya, sedangkan suami adalah pengawas pendidikan istri dan anak-anaknya. Orang tua adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Seorang wanita adalah pemimpin bagi anggota keluarga suaminya serta anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang mereka (HR. Bukhari)

Note: Islam tidak melarang wanita bekerja di luar rumah asalka memperhatikan syarat-syaratnya

http://muslimafiyah.com/mendidik-anak-di-rumah-juga-termasuk-meniti-karir.html

Penyusun:  Raehanul Bahraen

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota-SM]
Direkap tiap ahad

Praktek Cara Agar Hidup Mudah dengan Al-Quran

Kami melakukan praktek ini dan hasilnya sungguh luar biasa. Ketika mendapat musibah, ujian, terasa berat hidup atau mendapat hal yang membuat hati sempat tidak menerima atau kecewa berat. Bahkan ketika kita malas melakukan berbagai kebaikan atau malas mengerjakan tugas kita. Kami melakukan hal berikut:

“Membaca Al-Quran selama 10 menit atau sampai anda merasa cukup. Jika bisa, bacalah dengan suara agak keras ketika di awal-awal musibah dan kejadian yang sangat mengecewakan”

Maka setelah selesai membaca AL-Quran, hati menjadi lebih tenang dan pikiran jernih serta emosi stabil. Dengan keadaan ini, kita bisa berpikir jernih menghadapi suatu masalah dan ujian. Tiba-tiba kita mendapatkan kekuatan untuk bersemangat kembali melakukan hal-hal bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita dengan izi Allah.

Mengapa demikian? Seperti ini prosesnya:

Ketika kita mendapatkan ujian/musibah yang terasa berat atau mengalami hal-hal yang membuat kita sangat marah atau kecewa. Maka perlu diketahui bahwa perasaan itu hanya sebentar saja di awal-awalnya. Jika kita bisa mengontrol diri kita di awal-awal musibah atau kejadian itu, itu berarti kita sudah bisa sukses menghadapinya. Maka ketika di awal-awal musibah/kejadian yang sangat mengecewakan kita, segera baca AlQuran atau istigfar terus-menerus.

Yang namanya musibah dan hal yang sangat mengecewakan itu adalah hanya di awal-awal saja. Oleh karena itu, ukuran kesabaran seseorang adalah ketika pertama kali awal mendapatkan musibah. Tidak dinilai kesabarannya setelah beberapa hari terjadinya musibah. Ini yang dijelaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda,

إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى

”Sesungguhnya yang namanya itusabar adalah ketika di awal musibah.”[1]

Jadi rahasianya adalah bagaimana kita mengontrol diri di awal-awal musibah atau awal-awal kejadian yang membuat kita kecewa.

Renungkanlah, sering kita berpikir kembali ketika dalam keadaan tenang: “betapa konyolnya kita  atau perbuatan kita ketika marah atau kecewa berat”. Sehingga terkadang kita malu sendiri jika mengingat-ingat perbuatan dan ucapan kita ketika marah atau sedang kecewa berat.

Mengapa bisa dengan AL-Quran dan istigfar?

1. Karena AL-Quran adalah penyembuh baik penyakit hati maupun penyakit fisik

Penyakit hati seperti marah, kecewa dengan takdir Allah serta keluh kesah akan sembuh dengan Al-Quran[2]

2. Dengan Al-Quran, gunung yang keras saja hancur karena takut kepada Allah, maka apalagi sekedar kerasnya hati[3]

3. Istigfar termasuk berdzikir kepada Allah dan membca Al-Quran membuat kita kembali kepada Allah. Ini akan membuat kita tenang dan bisa berpikir jernih serta bisa segera mencari solusi[4]

4. Istigfar bisa menghapuskan dosa kita dan sumber semua musibah, rasa susah dan sesaknya dada adalah karena maksiat dan dosa kita sendiri[5]

Demikianlah bagaimana salah satu cara AL-Quran memudahkan hidup kita. Hendaklah membuat kita gembira dan bahagia dengan Al-Quran. Allah berfirman,

Allah berfirman,

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
@Gemawang, Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com





[1] HR. Bukhari, no. 1283

Hadits lengkapnya mengenai kisah seorang Ibu yang tidak sabar si awal-awal musibah.

Dari Anas bin Malik, beliau berkata,

مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِامْرَأَةٍ تَبْكِى عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ « اتَّقِى اللَّهَ وَاصْبِرِى » . قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّى ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِى ، وَلَمْ تَعْرِفْهُ . فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – . فَأَتَتْ بَابَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ . فَقَالَ « إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى »

”Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.” Kemudian wanita itu berkata,”Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibahku dan belum mengetahuinya.” Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian dia tidak mendapati seorang yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian wanita ini berkata,”Aku belum mengenalmu.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari, no. 1283)

[2] Allah Ta’ala berfirman,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjad obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman “ (Al Isra’: 82)

[3] Allah berfirman,

ﻟَﻮْ ﺃَﻧﺰَﻟْﻨَﺎ ﻫَٰﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻋَﻠَﻰٰ ﺟَﺒَﻞٍ ﻟَّﺮَﺃَﻳْﺘَﻪُ ﺧَﺎﺷِﻌًﺎ ﻣُّﺘَﺼَﺪِّﻋًﺎ ﻣِّﻦْ ﺧَﺸْﻴَﺔِ ﺍﻟﻠَّﻪِ

“Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” (al Hasyr: 21)

[4] Allah berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Al Ra’du [13]: 28)

[5] Allah berfirman,

وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ

“Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” (QS. Asy-Syuuraa: 30).

https://muslimafiyah.com/praktek-cara-agar-hidup-mudah-dengan-al-quran.html

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota-SM]
Direkap tiap hari Ahad)

Kisah Toleransi Seorang Muslim Terhadap Tetangganya Yahudi

-Islam adalah agama yang adil

-Mengajarkan keadilan dan muamalah yang baik walaupun terhadap orang kafir selama tidak memerangi Islam

-Kisah Abdullah bin Amru yang mendahulukan membagikan daging sembelihan kepada tetangganya Yahudi, karena mempunyai hak tetangga dalam Islam

-Tentunya tidak benar propanda "Islam adalah agama keras apalagi teroris", Jika memang demikian, maka tidak ada satupun kafir yang selamat di negara Islam dan negara Islam pasti selalu rusak dan tidak aman, tentu ini tidak benar

-Seandainya agama selain Islam diperlakukan seperti Islam sekarang, difitnah, dituduh teroris dibuat propaganda dan pemberitaan palsu tentang Islam, tentu agama itu telah hancur, tetapi ini bukti Allah menjaga Islam
Seorang Tabi’in dan beliau adalah ahli tafsir, Mujahid berkata,

“Saya pernah berada di sisi Abdullah ibnu ‘Amru sedangkan pembantunya sedang memotong kambing. Dia lalu berkata,

”Wahai pembantu! Jika anda telah selesai (menyembelihnya), maka bagilah dengan memulai dari tetangga Yahudi kita terlebih dahulu.”

Lalu ada salah seorang yang berkata,

“(kenapa engkau memberikannya) kepada Yahudi? Semoga Allah memperbaiki kondisimu.”

‘Abdullah bin ’Amru lalu berkata,

‘Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat terhadap tetangga sampai kami khawatir kalau beliau akan menetapkan hak waris kepadanya.”[1]

baca Selengkapnya ا:

https://muslimafiyah.com/kisah-toleransi-beragama-seorang-muslim-terhadap-tetangganya-yahudi.html

Penyusun: Raehanul Bahraen

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota-SM]
Direkap tiap hari Ahad)

Al Quran penyembuh penyakit fisik dan jiwa

-Semua Alquran bukan sebagian saja, hanya saja ada beberapa ayat atau surat yang lebih khusus dan memiliki keutamaan misalnya Alfatihah

-Terkait juga dengan keimanan, kalau tidak sembuh bukan Alqurannya yang salah. Bisa jadi dia terlihat shalih tetapi kita tidak tahu keimanannya, baik yang mengobati dan diobati

Mengobati Menggunakan Surat Al-Fatihah

Adalah kisah sahabat Abu Sa’id Al-Khudri yang mengobati dengan membaca bacaan ruqyah kepada orang yang terkena gigitan racun kalajengking, beliau menggunakan A-Fatihah sebagai bacaan ruqyah dan berhasil. Yang sebelumnya hampir lumpuh tidak bisa berjalan, tiba-tiba sembuh seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Berikut kisahnya dalam hadits,

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانُوا فى سَفَرٍ فَمَرُّوا بِحَىٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ فَاسْتَضَافُوهُمْ فَلَمْ يُضِيفُوهُمْ. فَقَالُوا لَهُمْ هَلْ فِيكُمْ رَاقٍ فَإِنَّ سَيِّدَ الْحَىِّ لَدِيغٌ أَوْ مُصَابٌ. فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمْ نَعَمْ فَأَتَاهُ فَرَقَاهُ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ فَبَرَأَ الرَّجُلُ فَأُعْطِىَ قَطِيعًا مِنْ غَنَمٍ فَأَبَى أَنْ يَقْبَلَهَا. وَقَالَ حَتَّى أَذْكُرَ ذَلِكَ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم-. فَأَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ. فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَاللَّهِ مَا رَقَيْتُ إِلاَّ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ. فَتَبَسَّمَ وَقَالَ « وَمَا أَدْرَاكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ ». ثُمَّ قَالَ « خُذُوا مِنْهُمْ وَاضْرِبُوا لِى بِسَهْمٍ مَعَكُمْ »

Dari Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dahulu berada dalam perjalanan safar, lalu melewati suatu kampung Arab. Kala itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu. Penduduk kampung tersebut lantas berkata pada para  sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyahkarena pembesar kampung tersebut tersengat binatang atau terserang demam.” Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya ada.” Lalu ia pun mendatangi pembesar tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surat Al Fatihah. pembesar tersebutpun sembuh. Lalu yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau. Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah kecuali dengan membaca surat Al Fatihah.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu Al Fatihah adalah ruqyah?” Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)



Perlu diperhatikan, tawakkal dan keimanan sangat berpengaruh dalam hal ini. Jika ada orang yang terkena penyakit yang sama disengat kalajengking atau yang lebih ringan misalnya disengat tawon, kemudian ada yang membacakan Al-fatihah ternyata tidak sembuh. Maka jangan salahkan Al-Fatihah jika tidak sembuh tetapi salahkan tangan yang tidak mahir serta kuat memegang pedang yang tajam. Jika iman, amal dan tawakkal sebaik Abu Sa’id Al-Khudri maka kita bisa berharap penyakit tersebut sembuh.

Kemudian secara umum Al-Quran seluruhnya adalah penyembuh. Sebagaimana firman AllahTa’ala,



وَنُنَزّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظّالِمِينَ إَلاّ خَسَاراً

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS. Al-Israa’ : 82)



Dan beberapa ayat yang lainnya bisa sebagai penyembuh dari penyakit lahir dan penyakit batin. Misalnya menyembuhkan dari sihir. Yaitu surat Al-Muwadzatain, Al-falaq dan An-Naas dan ayat kursi. Kemudian membaca ta’awwudz ,

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَامَّةِ مِنْ شَرِ مَا خَلَق

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang diciptakan-Nya.”

Demikian juga beberapa ayat dalam Al-Quran bisa dijadikan pelindung diri untuk mendapatkan afiyah (keselamatan dan kesehatan). Yaitu ayat.

حَسْبِيَ اللهُ لآَإِلَهَ إِلاَّهُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Rabb yang memiiki ‘Arsy yang agung.” (At-Taubah: 129)

Demikianlah Al-Quran yang sangat agung. Jika kita terbiasa membacanya dan tidak pernah terlepas membacanya dalam keseharian, isnyaAllah hidup kita berkah dan mudah serta selalu mendapatkan Afiyah.


Semoga bermanfaat

penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.kesehatanmuslim.com

http://kesehatanmuslim.com/mengobati-menggunakan-surat-al-fatihah/


__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota-SM]
Direkap tiap hari Ahad)

Operasi Implan Payudara Untuk Membahagiakan Suami

Ada kasus di mana seorang wanita (istri) mengalami penyakit "atropi" penciutan payudara, kemudian bertanya apakah boleh iya operasi implan payudara agar menyenangkan kembali suaminya

Allah Telah mensifati wanita penduduk surga dalam firmannya,

“dan gadis-gadis remaja yang sebaya”

Ini menunjukan pentingnya keindahan bagian tengah bagi wanita untuk suaminya

-Fatwa ulama menjawab: BOLEH

-Ini tidak termasuk dalam larangan "mengubah  ciptaan Allah " (misalnya operasi plastik lainnya), tetapi justru MENGEMBALIKAN ciptaan Allah

-dan ada indikasi medis serta rekomendasi dari dokter terpercaya

-Apabila operasi plastik tanpa indikasi medis dan hanua ingin mempercantik/memperindah, inilah yang haram

Haram operasi payudara tanpa indikasi medis/untuk mengobati

Karena termasuk mengubah ciptaan Allah. hukum asalnya haram mengubah ciptaan Allah, misalnya operasi mengecilkan hidung dan operasi ganti kelamin.

 Allah berfirman,

“dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya”. (An-Nisa’ :119)

Akan tetapi untuk pengobatan dan mengembalikan ke dalam bentuk ciptaan Allah maka hukumnya boleh. Misalnya operasi pada kasus di atas, operasi hidrocepalus, operasi pengangkatan tumor, operasi cacat bawaan.

Sebagaimana riwayat sahabat Urfujah bin As’adradhiallahu ‘anhu, ia menggunakan emas untuk memperbaiki hidungnya, padahal emas harambagi laki-laki.

“Hidungnya terkena senjata pada peristiwa perang Al-Kulab di zaman jahiliyah. Kemudian beliau tambal dengan perak, namun hidungnya malah membusuk. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menggunakan tambal hidung dari emas.” [2]

selengkapnya ا:
https://muslimafiyah.com/operasi-implan-payudara-untuk-membahagiakan-suami.html

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota-SM]
Direkap hari ahad

Mengobati Penyakit ‘Ain Pada Anak

Pengertian penyakit ‘ain

Penyakit ‘ain adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub. Sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.

Ibnul Atsir rahimahullah berkata,

يقال: أصَابَت فُلاناً عيْنٌ إذا نَظر إليه عَدُوّ أو حَسُود فأثَّرتْ فيه فمَرِض بِسَببها

“Dikatakan  bahwa Fulan terkena ‘Ain, yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit”[1]
sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ainadalah nyata dan ada.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

العين حقُُّ ولو كان شيء سابق القدر لسبقته العين

“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya.”[2]



Penyakit ‘ain bisa mengenai anak-anak

Anak dan bayi bisa terkena ‘ain, apalagi anak-anak dan bayi terkadang menggemaskan dan lucu sehingga banyak yang kagum dan ia lupa membaca doa ketika kagum. Maka anak bisa terkena ‘ain. Gejalanya bisa berupa anak menanggis terus menerus tanpa henti, kemudian tidak mau menyusui tanpa sebab yang jelas dan ini terjadi tidak seperti biasanya. Sebagaimana hadits.

Aisyah radhiallahu anha berkata,

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَ صَوْتَ صَبِيٍّ يَبْكِي فَقَالَ مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِي فَهَلَّا اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنْ الْعَيْنِ

“Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis.Beliau berkata,”Mengapa bayi kalian menangis?Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah-ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain?)”[3]

Bisa juga gejalanya bayi menjadi sangat kurus kering,

عَنْ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَخَّصَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِآلِ حَزْمٍ فِي رُقْيَةِ الْحَيَّةِ وَقَالَ لِأَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ مَا لِي أَرَى أَجْسَامَ بَنِي أَخِي ضَارِعَةً تُصِيبُهُمْ الْحَاجَةُ قَالَتْ لَا وَلَكِنْ الْعَيْنُ تُسْرِعُ إِلَيْهِمْ قَالَ ارْقِيهِمْ

Dari Jabir radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam memberi rukhshoh (keringanan) bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau berkata kepada Asma’ binti Umais,”Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab : “tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘Ain.” Kata beliau,”Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!”[4]



Cara mencegah dan mengobati ‘ain pada anak

1.sering-sering membacakan doa perlindungan kepada anak ketika anda bersama anak anda. Doa tersebut adalah

أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ

“Aku berlindung kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat.”[5]

2.jangan terlalu sering menceritakan atau membangga-banggakan anak kita pada orang lain

3.jik asudah terkena maka bisa menempuh cara berikut:

-jika orang yang mengenai ‘aindiketahui

maka ia diminta untuk mandi atau berwudhu kemudian air bekas orang tadi digunakan untuk mandi/disiram atau di basuh pada orang yang terkena ‘ain.

Sebagaimana dalam kisah hadits mengenai Sahl bin Hunaif yang terkena ‘ain maka Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada pelakunya,

أغتسل له فغسل وجهه ويديه ومرفقيه وركبتيه وأطراف رجليه وداخلة إزاره في قدح ثم صب ذلك الماء عليه يصبه رجل على رأسه وظهره من خلفه ثم يكفئ القدح وراءه ففعل به ذلك فراح سهل مع الناس ليس به بأس

“Mandilah untuknya !”. Kemudian ‘Amir mencuci mukanya, kedua tangannya, kedua sikunya, kedua lututnya, jari-jari kedua kakinya, dan bagian dalam kainnya di dalam bejana. Kemudian (air bekas mandi itu) disiramkan kepada Sahl)oleh seseorang ke kepalanya dan punggungnya dari arah belakangnya. Kemudian bejana terebut ditumpahkan isinya di belakangnya. Maka setelah hal itu dilakukan, Sahl kembali bersama orang-orang dalam keadaan tidak kurang suatu apa (sehat kembali).”[6]

Bisa juga dengan wudhu, jika pelakunya tidak memungkinkan mandi,

Dari ‘Aisyah radliallaahu ‘anha ia berkata,

عن عائشة رضى الله تعالى عنها قالت كان يؤمر العائن فيتوضأ ثم يغتسل منه المعين

“Orang yang melakukan ‘Ain diperintahkan agar berwudlu kemudian orang yang terkena ‘Ain mandi dari air (bekas wudlu tadi)”[7]

–menaruh tangan ke atas kepala penderita ‘Ain kemudian membaca doa

بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ

“Dengan nama Allah, aku meruqyahmu dari setiap sesuatu yang menyakitimu dab dari kejelekan setiap jiwa atau mata yang dengki. Allah-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu”[8]

Atau doa,

بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ ذِيْ عَيْنٍ

“Dengan nama Allah, mudah-mudahan Dia membebaskanmu, dari setiap penyakit, mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai ‘Ain (mata dengki)”[9]

– meruqyah dengan membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas

Dan doa-doa shahih yang lainnya.

Demikian pembahasan ini, semoga bermanfaat



Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush shalihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam



@Pogung Kidul, Yogyakarta Tercinta

Penyusun:  dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com




[1] An-Nihayah 3/332

[2] HR. Muslim

[3] Shahihul jami’ 988 n0.5662

[4] HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi

[5] HR Abu Daud

[6] HR. Ahmad, shahih

[7] HR. Abu Dawud, shahih

[8] HR. Muslim no. 2186

[9] HR. Muslim no 2185

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota-SM]
Direkap tiap hari Ahad)

Menerima Kebenaran dari Siapa Saja, Kalau Belajar Harus Pilih-Pilih Guru

Menerima kebenaran dari siapa saja, asalkan itu adalah benar-benar suatu kebenaran dan dipastikan itu valid. Sebagaimana kisah dalam shahih Bukhari tentang Abu Hurairah yang diberitahu oleh setan:

“Membaca ayat kursi sebelum tidur, maka setan tidak akan bisa mengganggu hingga pagi hari”
Kemudian Abu Hurairah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau membenarkan informasi dari setan tersebut. dalam hal ini Abu Hurairah:

1) Mengecek kebenaran informasi tersebut agar valid

2) Setelah tahu kebenarannya, beliau menerima dan tidak gengsi atau menolak karena informasi itu diberitahu oleh musuh agama yaitu setan
Silahkan baca haditsnya di catatan kaki berikut. [1]

Jika kita mendapatkan nasehat yang baik dari siapa saja, hendaknya kita berusaha lapang dada menerima. Akui saja kita salah dan bersyukur tahu bahwa kita salah serta segera memperbaikinya. JANGAN-lah membalas kepada orang yang memberi nasehat dengan kata-kata
“Sok suci kamu”

“Gue gak akan terima nasehat dari orang macam kamu”

Berbeda dengan ketika belajar, maka kita harus pilih-pilih guru. Karena guru sangat memberikan pengaruh kepada kita. Belajar dengan guru yang lurus tauhid dan aqidahnya, baik akhlaknya serta lembut dan bijak dalam berdakwah.

Seorang ulama Muhammad bin Sirin  berkata,
ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺩﻳﻦ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻋﻤﻦ ﺗﺄﺧﺬﻭﻥ ﺩﻳﻨﻜﻢ
”Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian”.[2]

Demikian juga Allah memerintahkan nabi Musa agar belajar kepada Nabi Khidir karena nabi Musa belum memiliki ilmu yang ada pada nabi Khidir. Nabi Khidir jelas adalah seorang guru yang baik.

 ﻗَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻫَﻞْ ﺃَﺗَّﺒِﻌُﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻥْ ﺗُﻌَﻠِّﻤَﻦِ ﻣِﻤَّﺎ ﻋُﻠِّﻤْﺖَ ﺭُﺷْﺪًﺍ
“Musa berkata kepada Khidhr: “Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?” (Al-Kahfi : 65-66)
Demikian semoga bermanfaat

@Antara langit dan bumi Allah, pesawat citilink Yogyakarta-Jakarta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

Catatan kaki:

[1] Berikut haditsnya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – قَالَ وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِى آتٍ فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ ، وَقُلْتُ وَاللَّهِ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . قَالَ إِنِّى مُحْتَاجٌ ، وَعَلَىَّ عِيَالٌ ، وَلِى حَاجَةٌ شَدِيدَةٌ . قَالَ فَخَلَّيْتُ عَنْهُ فَأَصْبَحْتُ فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يَا أَبَا هُرَيْرَةَ مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ » . قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالاً فَرَحِمْتُهُ ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ . قَالَ « أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ »
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mewakilkan padaku untuk menjaga zakat Ramadhan (zakat fitrah). Lalu ada seseorang yang datang dan menumpahkan makanan dan mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Demi Allah, aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu ia berkata, “Aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku pun sangat membutuhkan ini.” Abu Hurairah berkata, “Aku membiarkannya. Lantas di pagi hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku: “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.”

فَعَرَفْتُ أَنَّهُ سَيَعُودُ لِقَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِنَّهُ سَيَعُودُ . فَرَصَدْتُهُ فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . قَالَ دَعْنِى فَإِنِّى مُحْتَاجٌ ، وَعَلَىَّ عِيَالٌ لاَ أَعُودُ ، فَرَحِمْتُهُ ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ ، فَقَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ، مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ » . قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ شَكَا حَاجَةً شَدِيدَةً وَعِيَالاً ، فَرَحِمْتُهُ فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ . قَالَ « أَمَا إِنَّهُ قَدْ كَذَبَكَ وَسَيَعُودُ »

Aku pun tahu bahwasanya ia akan kembali sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan. Aku pun mengawasinya, ternyata ia pun datang dan menumpahkan makanan, lalu ia mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu ia berkata, “Biarkanlah aku, aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku tidak akan kembali setelah itu.” Abu Hurairah berkata, “Aku pun menaruh kasihan padanya, aku membiarkannya. Lantas di pagi hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padaku: “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu?” Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya pergi.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.”

فَرَصَدْتُهُ الثَّالِثَةَ فَجَاءَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – ، وَهَذَا آخِرُ ثَلاَثِ مَرَّاتٍ أَنَّكَ تَزْعُمُ لاَ تَعُودُ ثُمَّ تَعُودُ . قَالَ دَعْنِى أُعَلِّمْكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهَا . قُلْتُ مَا هُوَ قَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ ، فَإِنَّكَ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ فَأَصْبَحْتُ ، فَقَالَ لِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « مَا فَعَلَ أَسِيرُكَ الْبَارِحَةَ » . قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ زَعَمَ أَنَّهُ يُعَلِّمُنِى كَلِمَاتٍ ، يَنْفَعُنِى اللَّهُ بِهَا ، فَخَلَّيْتُ سَبِيلَهُ . قَالَ « مَا هِىَ » . قُلْتُ قَالَ لِى إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ ( اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ) وَقَالَ لِى لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ ، وَكَانُوا أَحْرَصَ شَىْءٍ عَلَى الْخَيْرِ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ » . قَالَ لاَ . قَالَ « ذَاكَ شَيْطَانٌ »

Pada hari ketiga, aku terus mengawasinya, ia pun datang dan menumpahkan makanan lalu mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini sudah kali ketiga, engkau katakan tidak akan kembali namun ternyata masih kembali. Ia pun berkata, “Biarkan aku. Aku akan mengajari suatu kalimat yang akan bermanfaat untukmu.” Abu Hurairah bertanya, “Apa itu?” Ia pun menjawab, “Jika engkau hendak tidur di ranjangmu, bacalah ayat kursi ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum …‘ hingga engkau menyelesaikan ayat tersebut. Faedahnya, Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.” Abu Hurairah berkata, “Aku pun melepaskan dirinya dan ketika pagi hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya padaku, “Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?” Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah beri manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?” Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaha illa huwal hayyul qoyyum’. Lalu ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, namun asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?” “Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari no. 2311).

[2] Muqaddimah Shahih Muslim

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota]
Direkap tiap hari Ahad)

Paling Bahagia Adalah yang Membahagiakan Orang Lain (Faidah Bahasa Arab)

Keindahan bahasa Arab:
Pertanyaan dan jawaban sama hurufnya, hanya saja beda cara baca/harakat (aslinya gak ada harakat/arab gundul)

سؤال: من أسعد الناس
الجواب: من أسعد الناس

Pertanyaan: “Siapakan manusia yang paling berbahagia”
jawab: “Mereka yang membuat manusia bahagia” (membahagiakan orang lain)

Yang seperti ini banyak dalam Al-Quran bahkan lebih indah, karena mukjizat Al-Quran Adalah keindahan susunan bahasa yg sudah ada tantangan bagi manusia dan jin agar membuat satu ayat saja, tetapi tidak ada yang mampu sampai sekarang

#Ayo Belajar Bahasa Arab

# Tulisan Mengenai Bahasa Arab di Muslimafiyah.com

Keutamaan, motivasi, faidah, hukum dan keunikan-keunikan serta lebih sempurna dan menjadi pilihan bahasa Al-Quran

Jika anda mampu belajar bahasa Inggris atau bahasa Asing lainnya, anda pasti bisa belajar bahasa Arab dan kami doakan semoga segera bisa

Sayang sekali manusia jika tidak bisa memahami perkataan manusia dunia internasional, akan tetapi lebih sayang lagi jika tidak bisa memahami perkataan Rabb-nya dan petunjuk hidupnya

Masa’ sih seumur hidup seorang muslim tidak bisa menikmati keindahan mukjizat terbesar umat Islam, yaitu Al-Quran…

Anda pasti bisa… minimal dasar-dasarnya, Alhamdulillah sudah banyak sarana belajar apalagi on-line (jarak jauh)…SEMANGAT…

barakallah fikum

Silahkan baca ا:

https://muslimafiyah.com/sukses-dengan-bahasa-arab.html

https://muslimafiyah.com/10-faidah-tentang-bahasa-arab.html

https://muslimafiyah.com/keunikan-keunikan-bahasa-arab-bag-i.html

https://muslimafiyah.com/keunikan-keunikan-bahasa-arab-lanjutan-2.html

https://muslimafiyah.com/keunikan-keunikan-bahasa-arab-bag-3.html

https://muslimafiyah.com/keunikan-keunikan-bahasa-arab-bag-4.html

Salam
pengasuh www.muslimafiyah.com
dr. Raehanul Bahraen

(Semoga Allah memgampuninya, orangtuanya dan kaum muslimin)

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah

Hati-Hati dengan Perkataan “Sumpah Demi Apa loe?”, Bersumpah Selain Nama Allah

#IndonesiaBertauhid

-Mungkin dulu atau sekarang, masih ada nih, yang kalau mau minta kepastian atau keseriusan ke lawan bicaranya, kemudian bilang:
“Sumpah loe? Sumpah demi apa?”

Mungkin ada yang jawab:
“sumpah demi Allah” (ini boleh juga sih, ada konsekuensinya)

Maaf saja, yang bahaya kalau bilang dengan respon cepat tidak sadar:
“Sumpah demi kehormatan gue”
“Sumpah demi kakek buyut geu”
“Sumpah demi Rasulullah dan demi ka’bah”

-Kenapa bahaya? Ya, karena dalam pelajaran TAUHID ada larangan bersumpah dengan nama selain Allah

-Bahkan sumpah demi Rasulullah, demi ka’bah dan demi malaikat juga terlarang

-Ini bisa menjerumuskan ke dalam kesyirikan yang merupakan larangan terbesar dalam agama dan ancaman kesyirikan ini ngeri lho, mulai dari terhapus amalan, kekal di neraka sampai pembatal keIslaman

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻣَﻦْ ﺣَﻠَﻒَ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﻘَﺪْ ﺃَﺷْﺮَﻙَ

“Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah
maka dia telah melakukan kesyirikan” (HR. Abu Daud
no 3251, dishahihkan al-Albani)

-Ini bukan sepele lho, karena menyekutukan Allah dosanya sangat besar walaupun hanya ucapan saja

-Bersumpah dengan selain Allah bisa menjerumuskan dalam syirik BESAR (bisa mengeluarkan dari Islam)

dan syirik KECIL (tidak mengeluarkan dari Islam, tetapi bisa mengantarkan)

Syirik besar: jika ia BERKEYAKINAN nama selain Allah yamh disebut memiliki kedudukan/keagungan yang sama atau bisa menggantikan Allah

Syirik kecil: Jika tidak ada keyakinan di atas dan hanya bersumpah saja

-So, lebih baik diam dari pada bersumpah dengan selain nama Allah, dalam hadits

ﺃَﻻَ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻳَﻨْﻬَﺎﻛُﻢْ ﺃَﻥْ ﺗَﺤْﻠِﻔُﻮﺍ ﺑِﺂﺑَﺎﺋِﻜُﻢْ ، ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﺣَﺎﻟِﻔًﺎ ﻓَﻠْﻴَﺤْﻠِﻒْ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ ، ﻭَﺇِﻻَّ ﻓَﻠْﻴَﺼْﻤُﺖْ

“Barang siapa yang hendak bersumpah maka hendaknya bersumpah dengan Allah atau jika tidak diam saja” (HR Bukhari no 5757)

-Perlu tahu juga kalau sumpah juga ada pembahasan fikhnya, misalnya kafarah sumpah jika melanggar dan macam-macam sumpah

-Nah kalau bersumpah dengan selain nama Allah, maka sumpahnya TIDAK SAH dan tidak perlu bayar kafarah jika melanggarnya


Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota-SM]
Direkap tiap hari Ahad)

Tiga Patokan "AKHLAK SEBENARNYA/WATAK ASLI" Seseorang

"Salut banget dengan mereka yang bagus akhlaknya:

1. Menurut penilaian istrinya
Cerminan akhlak ketika berkuasa dan mampu melampiaskannya serta tidak ditahu orang banyak

2. Ketika safar (keadaan susah)
Kalau senang semua bisa jadi teman, kalau susah?

3. Muamalah harta
Fitnah terbesar umat Muhammad adalah harta

Karena 3 poin itu adalah "akhlak SEBENARNYA/watak ASLI" seseorang menurut syariat

Terkadang kita melihat sekilas akhlak seseorang luar biasa sekali baiknya. Teman-temannya menilai akhlak dan muamalahnya baik. Ternyata itu belum tentu mencerminkan akhlak aslinya atau akhlak sebenarnya. Contohnya:

-Ramah, sering membantu dan terkadang mentraktir temannya, tetapi ternyata dengan istrinya ia dzalim, tidak memenuhi hak istri, sering bentak, tidak ramah di keluarga dan ada salah sedikit langsung marah dan emosi

-Ada juga yang baik, ramah, sebagai atasan ia baik dan memudahkan urusan bawahannya akan tetapi ternyata masalah muamalah harta ia khianat, bisnis sering menipu, harta umat dan orang ia korupsi dan sering menumpuk hutang

Tetapi ingat! Kita harus menilai seseorang secara dzahirnya, tidak boleh berburuk sangka

Selengkapnya baca:

https://muslimafiyah.com/tiga-patokan-akhlak-sebenarnya-seseorang.html

Penyusun: Raehanul Bahraen

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah
Broadcast WA muslimafiyah: 0895351217650
(Simpan nomornya, Kirim Pesan via WA ا:
[Nama Lengkap-Kota-SM]
Direkap tiap hari Ahad)

Intropeksi Bersama

Musibah Bencana Bukan SEMATA HANYA Karena Ekploitasi Alam dan Salah Managemen Pemerintah

-Ingatkah kita Banjir di zaman Nabi Nuh alaihissalam? Eksplotasi alam penyebab bencana belum parah, tetapi banjir hampir menenggelamkan dunia karena dosa dan kesyirikan manusia

-Benar memang sebabnya itu, akan tetapi sebab lainnya juga, yaitu karena maksiat dan dosa manusia, istigfar, memperbaiki diri, memperbaiki akhlak dan taubat, semoga bisa dicabut musibah tersebut

-Ingatkah kita Bani Israil? Pemimpin mereka adalah orang-orang hebat, bahkan Nabi dan Rasul, tetapi mereka banyak mendapatkan musibah dan kesusahan di muka bumi. 

-Ini menunjukkan bahwa suatu negara/bangsa yang lemah dan tidak sejahtera bukan hanya salah pemerintah/pemimpin saja. Tapi rakyat juga intropeksi diri

Sebagaimana dijelaskan oleh ulama:
كما تكونوا يولى عليكم
"Sebagaimana keadaan kalian, itulah keadaan pemimpin yang diberikan kepada kalian"

-Memang benar pemerintah/pemimpin yang harus segera bertindak dan kita berusaha untuk mendorong pemerintah agar segera bertindak,
tetapi sikap hanya menyalah saja tanpa memberi solusi nyata, tentu kurang bijaksana

-Semoga negara kita makmur dan berkah dengan iman, takwa dan tauhid, mari kita perbaiki diri kita sendiri dan keluarga serta masyarakat

Musibah karena akibat perbuatan kita sendiri
Allah Ta’ala berfirman,

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”  (Ar-Rum: 41)

Dalam hadits:

Tidaklah orang-orang mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan KEDZALIMAN PEMERINTAH  kehidupan yang susah, dan paceklik.”[1]

Baca selengkapnya ا:

http://muslimafiyah.com/intropeksi-bersama-musibah-bencana-bukan-semata-hanya-karena-ekploitasi-alam-dan-salah-managemen-pemerintah.html

-Raehanul Bahraen-

__
Telegram (klik): bit.ly/muslimafiyah