Shahih Fiqih: 📎 SIKAP BIJAK DALAM MEMANFAATKAN MEDIA SOSIAL

Antusiasmu terhadap medsos adalah sesuatu yang baik, namun waspadalah jangan sampai antusias ini menjadi pintu menuju kerugian seperti berikut :

  1. Engkau terhalangi dari kebaikan jika engkau menghabiskan sekian jam setiap hari untuk membuka medsos, namun engkau tidak menyisihkan waktu walaupun hanya seperempat dari waktu ini untuk menghafal al-Qur’an atau membacanya.
  2. Engkau terhalangi dari kebaikan jika ketika engkau bangun tidur pertama kali yang engkau lakukan adalah membaca berita di telepon genggammu, namun engkau tidak bersegera membaca dzikir bangun tidur, atau dzikir pagi, dzikir petang, dan dzikir-dzikir lainnya yang riwayatnya shahih dalam as-Sunnah, padahal itu merupakan benteng kokoh bagi seorang muslim dengan seizin Allah.
  3. Engkau terhalangi dari kebaikan jika engkau membaca ratusan artikel yang disebar setiap hari, namun engkau tidak mengkhususkan waktu untuk membaca sebuah kitab yang berisi ilmu-ilmu syari’at, atau untuk mendengar pelajaran salah seorang ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang terpercaya.
  4. Engkau terhalangi dari kebaikan jika engkau setelah mengucapkan salam yang mengakhiri shalat, engkau langsung mengeluarkan telpon genggammu untuk melihat apakah ada sesuatu yang baru, dan engkau melupakan dzikir-dzikir setelah shalat wajib yang riwayatnya shahih dalam Sunnah Nabi.
  5. Engkau terhalangi dari kebaikan jika ketika engkau menyambung silaturahmi, mengunjungi kerabatmu atau saudara-saudaramu, engkau hanya menghabiskan waktu dengan menyibukkan diri dengan telepon genggammu, tanpa berbincang dengan mereka, sehingga kebersamaanmu dengan mereka seperti jasad tanpa nyawa, dan kunjunganmu hanya menyebabkan kerenggangan, tidak menimbulkan cinta dan keakraban.

Kita tidak mengingkari pentingnya media sosial, tetapi waspadalah jangan sampai berbagai aplikasi ini menjadi sebab terhalangnya kita dari kebaikan yang akan mendekatkan diri kita kepada Allah Azza wa Jalla.

Duhai kiranya kita benar-benar memperhatikan dzikir-dzikir dan doa-doa harian serta membaca al-Qur’an secara rutin, seperti perhatian kita terhadap telepon genggam dan aplikasi-aplikasinya...

📚 Telegram : aalmakki

🌐 Telegram : ShahihFiqih 
➡ Klik bit.ly/1S3K8sW 

📱 Instagram : ShahihFiqih 
➡ Klik Instagram.com/ShahihFiqih

Andai Presiden Anda Adalah Setan Menjelma Manusia, Haruskah Anda Memberontak?

AbuRoihan:
Dr Muhammad Arifin Badri

Seburuk apapun pemimpin muslim, dan sebengis apapun pemimpin muslim, dan sezholim apapun pemimpin muslim, maka hanya ada satu cara untuk menghadapinya: BERSABAR.

Ya dengan bersabar, bersabar membenahi diri, membenahi keluarga, masyarakat yang ada di sekitar kita dan termasuk menghadai kebengisan para pemimpin muslim yang sedang diuji memimpin anda. 

Mengapa demikian? ya karena para pemimpin lahir dari perut masyarakat, yang salah satunya adalah anda. Kamarin anda adalah salah satu dari yang telah berperan melahirkan pemimpin yang sedang anda keluhkan . 

Kalau anda berkata: oooh, tidak, saya tidak memilihnya bahkan saya tidak ikut memilih sama sekali. 

Ya, bisa saja demikian, namun bukankah kemarin anda diam melihat kondisi yang ada di sekitar, atau minimal sedikit bermalas malasan menyikapi gerakan liberalisasi agam, sekulerisasi agama, penebar paham persamaan agama, tasawwuf sesat yang beranggapan bahwa semua agama sama, bahkan kalau sudah sampai jadi wali maka boleh ibadah di gereja atau di wihara atau bahkan dijadikan patung buda juga tidak mengapa?

Bersabar dalam mengamalkan islam dan mendakwahkanya, dan selanjutnya percayalah bahwa siapapun penguasa yang ada saat ini, tidak akan selamanya berkuasa, esok pasti Allah Ta'ala ganti dengan yang lainnya, dan bila anda telah membangun masyarakat dan calon calon pemimpin yang beriman niscaya yang Allah Ta'ala pilih menjadi pemimpin adalah  orang-orang yang beriman, berakhlaq, amanah, adil dan beradab. 

Bagaimana negri ini mau dipimpin oleh orang yang baik, kalau ternyata orang orang baik di negri ini dimusuhi dan dijauhi, yang menyeru kepada tauhid dimaki, yang menyeru kepada sunnah Nabi dimaki, yang mengajak pemurniaan Islam dianggap kolot, dan yang mengajak masyarakat untuk ngaji agama dianggap ndak paham waqi', yang menerapkan sunnah dengan memanjangkan jenggot atau memotong celana di atas mata kaki, atau mengenakan cadar dianggap ekstrim dan sosialis

Sobat, seburuk apapun pemimpin anda saat ini belum seburuk yangdigambarkan pada hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamberikut: 

 يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ ». قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ « تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ ».
Sepeninggalku, akan ada pemimpin pemimpin yang enggan mengikuti petunjukku, dan enggan menjalankan keteladananku, dan akan ada dari mereka lelaki lelaki yang jiwanya bagaikan jiwa setan, sedangkan raganya raga manusia. Sahabat Huzaifah bin Yaman bertanya: Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku bila aku menemui masa tersebut? 

Beliau menjawab: engkau tetap patuh dan taat kepada pemimpinmu, walaupun ia telah memukul punggungmu, dan merampas hartamu, patuh dan taatlah kepadanya. (Muslim)

Sobat! sadarilah, pemimpin anda adalah ujian atau hukuman bagi anda, kalau anda orang baik maka anda sedang diuji dengan orang buruk, sebagaimana dulu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diuji dengan keberadaan tokoh tokoh Quraisy yang kafir lagi kejam, dan para ulama' semisal imam Ahmad, Imam Syafii diuji dengan pemimpin pemimpin yang kejam pula. 

Dan bila anda adalah orang yang banyak bergelimang dalam dosa, maka sadarilah bahwa bisa jadi pemimpin anda adalah bentuk dari teguran dan hukuman Allah kepada anda, karena itu jangan engkau lawan hukuman Allah dengan cara cara yang menyeleweng dari ajaran agama, agar tidak semakin lama dan panjang hukuman Allah kepada anda.

Ingat! Pemimpin sebengis Hajjaj bin Yusuf saja yang dengan darah dinginnya membantai para ulama', akhirnya Allah Ta'ala cabut nyawanya, dan digantikan dengan pemimpin lainnya, apalagi selain dia.

Dan Al Hamdulillah pemimpin kita muslim, doakan saja semoga esok hari semakin baik dan semakin dekat dengan rahmat Allah Ta'ala.

Ya Allah, limpahkanlah Rahmat-Mu kepada kami, dan berikanlah hidayah-Mu kepada pemimpin kami, dan jauhkanlah mereka dari pembisik pembisik busuk yang mengajaknya berbuat maksiat kepada-Mu. 
Amiin...

Jangan Panggil Aku Salaf















Jangan panggil salaf, karena aku bercelana cingkrang,
Jangan panggil aku salaf, karena aku mencukur kumisku dan memanjangkan jenggot yang tidak seberapa ini.
Teman, jangan panggil aku salaf...
Masih terlalu jauh aku dari mereka, makan dan minum ku saja kadang sambil berdiri, bahkan berjalan. Sholatku pun masih sering tinggal,
Teman, salaf adalah orang yang mendahulukan ucapan Allah dan Rasul daripada ucapan selain keduanya,
Salaf adalah orang Menghidupkan sunnah Rasulullah baik dalam ibadah mereka akhlak mereka dan dalam semua sendi kehidupan,
Salaf adalah orang-orang mengikuti jalan Rasulullah dan jalan para sahabat yg menyandarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah dengan pemahaman salafus shalih yaitu pemahaman generasi pertama umat ini dari kalangan shahabat tabi’in dan generasi setelah mereka,
Salaf adalah mereka yang Mereka kembalikan segala bentuk perselisihan yg terjadi di kalangan mereka kepada Al Qur’an dan As Sunnah dan siap menerima apa-apa yg telah diputuskan oleh Allah dan Rasulullah
Salaf adalah orang-orang yg sangat jauh dari sifat fanatisme golongan. Dan mereka tdk fanatisme kecuali kepada Kalamullah dan Sunnah Rasulullah.
Salaf adalah orang-orang yang menyeru segenap kaum muslimin agar bepegang dengan sunnah Rasulullah dan sunnah para shahabatnya.
Salaf adalah orang-oang yg memikul amanat amar ma’ruf dan nahi munkar sesuai dgn apa yg dimaukan Allah dan Rasul-Nya. Dan mereka mengingkari segala jalan bid’ah dan kelompok-kelompok yg akan mencabik-cabik barisan kaum muslimin.


Teman, jika engkau ingin menuduh seseorang, pahamilah dahulu. Jangan hanya mengikut tanpa ilmu.