Perjalanan ke Sumbar #7 Akhirnya....

Yah... berakhir juga, saatnya pulang. Berangkat dari Payahkumbuh jam 4 sore, sampai di Pekanbaru jam 10an, lama memang, karena di Jl. Lintas Rimbo Panjang Macetnya ga ketulungan, hampir sama macetnya waktu pulang dari Padang ke Bukit Tinggi, Cuma kali ini agak mendingan, karena jalannya tidak mendaki, jadi tidak akan capek karena harus konsentrasi soal pengereman.
Buat yang masuk pengen liburan, ke Sumbar, banyak yang perlu di pertimbangkan kalau berangkatnya pas musim libur, karena macetnya ampun... bikin lelah dan emosi. Kalau mau ke padang dari bukit tinggi atau sebaliknya, lebih baik jangan lewat Padang Panjang, pasti macet, lewat alternatif lain, Mungkin bisa lewat Sicincin, jaraknya memang agak jauh, tapi kalau macet di Padang panjang, waktu tempuh nya pasti lebih cepat.
Jangan pernah buang sampai sembarangan, karena rata-rata tempat-tempat yang kami kunjungi, sampah berserakan dimana-mana, trus, jangan coba-coba sarapan pagi dengan durian, biasa berbahaya bagi perut. Bisa-bisa bau gas nya ga hilang-hilang, karena biasanya yang buang gas gantian.
Siapkan minum lebih banyak, karena kita duduk lama di kendaraan.

Semoga liburan berikutnya Alloh melapangkan Rezki dan melapangkan waktu.. biar bisa liburan lagi. 

Perjalanan ke Sumbar #6 Kapalo Banda – Payahkumbuh

Minggu, 27 Desember 2015. Hari ini akhir dari perjalanan di Sumbar, tapi sebelum pulang, mampir dulu Kapalo Banda





Kapalo Banda Taram-merupakan salah satu wisata alam dengan pemandangan yang hijau serta segarnya air yang ada di objek wisata ini. Kapalo banda taram sendiri, dulunya hanya merupakan saluran irigasi, tetapi kini setelah adanya sedikit pembangunan, akhirnya menjadi objek wisata yang mampu menyedot wisatawan dengan tampilan panorama alam yang menakjubkan.
Lokasi dan Transportasi Kapalo Banda Taram terletak di Kenagarian Taram, Kecamatan Harau, Payakumbuh, Sumatera Barat. Jarak dari jalan lintas payahkumbuh adalah sekitar 15 Km, tapi karena jalan masuknya sama dengan tempat menginap kami, Pilubang Resort, Cuma nambah perjalanan sekitar 7 Km lagi. Tidak terlalu jauh. Walau cuaca gerimis, perjalanan tetap di lanjutkan. Karena di dalam mobil, jadi tidak terasa hujannya.

Begitu sampai, sudah ramai orang disana, padahal perkiraannya tidak terlalu banyak orang karena cuaca kurang mendukung.

























Sampai di lokasi, langsung sewa rakit. Untuk 1 rakitnya berisi maksimal 3 orang dewasa, boleh di tambah anak-anak, jadi saya 1 keluarga 1 rakit, sementara metta, ika dan Pak Jumiran 1 rakit sendiri, di rakit sebelahnya mereka berdua bisa mendayang 2 orang, sementara ditempatku, Cuma sendiri, karena sang istri harus memegangi si Aqeel yang agak takut-takut sama air. 

Lelah memang... tapi, main rakit sambil menikmati pemandangan, rasanya lelah itu hilang, walau sambil berhujan-hujanan bahkan sampai si aqeel menggigil, tapi tetap asik. 

Perjalanan ke Sumbar #5 Pantai Pasir Jambak – Padang

sabtu, 26 Desember 2015. Pantai tujuannya. Setelah salah tujuan ke Pantai Padang, yang menurutku biasa-biasa saja, karena banyak sampah, dan pantainya juga agak curam. Akhirnya sampai lah ke Pantai Pasir Jambak. Sebenarnya, kalau dari Bukit Tinggi, kami bisa langsung ke sini, tanpa harus masuk ke Kota Padang.
Ombak yang cukup tinggi, membuat agak-agak takut ke tengah, karena di pekanbaru tidak ada pengalaman berenang, jadi cukup sampai setinggi pinggang saja.































Pantai ini di lengkapi dengan pondok-pondok yang di sewa Rp. 15.000,- membuat berfikir bagaimana kalau menginapnya disini saja, karena Cuma segitu...

Rasanya pengen sampai sore disini, pengen lihat sunset. Tapi untuk mengunggu masih butuh beberapa jam lagi. 

Perjalanan ke Sumbar #4 Lawang Park

Setelah Puas di Ambun Tanai, perjalanan di Lanjutkan, niatnya ke Puncak Lawang, ingin melihat View Pohon-pohon Pinus, tapi di lihat dari jauh saja parkir mobil disana sampai ke bawah. Pasti ramai, jadinya rencana di alihkan ke Lawang Park, bukan taman Lawang yang di Jakarta ya.... walaupun bahasa indonesianya sama, tapi jauh berbada, dari lokasi juga apa yang ada disana.





Dari Lawang Park, Pemandangan Danau Maninjau benar-benar penuh, semua terlihat, nyaris menjadi tempat yang sempurna untuk melihat keindahan danau maninjau, selain ada tempat penginapannya, tempat pertemuan, dan fasilitas lain yang hampir bisa disamakan dengan hotel.





















Cuma yang agak terlihat kurang nyaman hanya pagar pembatasnya. Agak membahayakan untuk yang suka foto-foto, bisa-bisa terpeleset dan sampai ke bawah. Tapi terlepas dari itu, memang tempat yang sempurna.

Selepas dari sini, perjalanan di lanjutkan ke Padang... Pantai.... rasanya jalan-jalan ke Sumbar tanpa ke Pantai jadi kurang lengkap. 

Perjalanan ke Sumbar #3 Ambun tanai

Perjalanan di hari Berikutnya, Jum’at 25 Desember 2015. Rencananya adalah kebukit tinggi, tapi karena kelamaan persiapan dan di payahkumbuhnya, jadinya ga bisa mampir ke Jam Gadang Bukit tinggi, langsung lewat jalan By Pass. Tidak masuk ke Kota Bukit Tinggi. Kali ini tujuannya adalah ke Ambun tanai. Ambun tanah ini terletak di Kecamatan Matua tepatnya di Ambun Pagi Nagari Matua Mudiak lebih kurang 30 Km dari Kota Bukittinggi atau 32 Km dari Lubuk Basung Ibu Kota Kabupaten Agam. Untuk mencapai objek wisata ini dapat ditempuh dengan menaiki mobil atau sepeda motor dari jalan lintas Bukittinggi-Maninjau. Kalau dari Bukittinggi persis sebelum menuruni Kelok 44 kita akan melihat Gapura bertuliskan Ambun Tanai. tepat sebelum kelok pertama dari kelok 44 kami belok kanan, jalannya mendaki, jadi harus cepat memindahkan gigi mobil kalau tidak bisa-bisa mobil yang di kendarai bisa mundur ke belakang. Tidak terlalu jauh dari simpang tadi, sampailah kami di Ambun Tanai.





Seperti tempat-tempat lain, pasti ada biaya masuknya. Tempat ini cocok sekali buat yang bawa anak-anak, karena memang di tempat ini didesain untuk arena bermain anak-anak. Dari Ambun Tanai, kami bisa melihat Danau Maninjau secara keseluruhan, rumah-rumah dibawah sana terlihat kecil.






















Sepertinya tempat ini kurang terawat, karena terlihat lampu-lampu taman yang menggunakan tenaga surya sudah tidak berfungsi lagi, karena yang berharga dari situ sudah di preteli oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 

Perjalanan ke Sumbar #2 Harau Payahkumbuh

Masih di hari yang sama, Kamis 24 Desember 2015, setelah tidur siang di Pilubang Resort, Perjalanan di Lanjutkan, tujuan berikutnya adalah lembah harau. Cuma si Ganteng Aqeel demam, mungkin karena efek durian tadi pagi. Ya..... setelah makan siang, cari obat demam buat aqeel, lanjut langsung ke Harau.
Begitu mulai menyusuri jalan ke harau, di suguhi pemandangan hamparan sawah, menghijau.


















Masuk gerbang masuk, mesti bayar Rp. 5.000,- per orang, padahal di plank nya tertulis, jika libur bayar Rp. 10.000,- mungkin hari ini mereka tidak tahu jika hari kamis itu libur.
Lepas dari gerbang, disuguhi tebing-tebing batu indah ciptaan Alloh, berharap ini menjadi belakang rumahku.




























Ingin rasanya ikut mandi disana, tapi terlalu ramai, tidak akan terasa nyaman.

Akhirnya alternatifnya adalah ikut naik sampai, awalnya pengen ngajak aqeel naik, tapi karena badannya kurang sehat, jadinya Cuma ukhti yang di ajak, Ika dayung bagian depan, dan metta di tengah sama ukhti, nyaris nyemplung tentunya, karena terakhir naik sampan Cuma di Bagan Siapi-api hampir 10 tahun yang lalu. Dan saat itu berat badan juga selisih 15 Kg dari sekarang. Tapi akhirnya tidak ada masalah. 



Perjalanan ke Sumbar #1 Pilubang Resort Payahkumbuh

Kamis, 24 Desember 2015, Perjalanan Ke Sumbar dimulai dengan bangun lebih awal, jam 03.00 sudah bangun, mempersiapkan yang perlu disiapkan dan semua itu dilakukan oleh istri tercinta.
Menjemput yang ingin di jemput di Jalan Paus, ternyata sebelum jam 4 pagi, Pekanbaru sudah mulai ramai, setelah semua yang ikut masuk mobil, saatnya berangkat menuju Sumatera Barat, dengan Rencana awalnya adalah, menginap di Pilubang Resort Payahkumbuh pada Kamis Malam, Jalan-Jalan ke Bukit Tinggi di Siang jum’at, menginap di Bukit Tinggi Jum’at malam, Pagi sabtu ke Padang dan malam minguan di Pilubang Resort Payahkumbuh, Rencananya Memang seperti itu.
Tapi tidak pada kenyataanya, yang pertama membuat rencana nyaman itu tidak pada tempatnya adalah karena harus sarapan pagi dengan Durian di Pangkalan, padahal perut baru terisi oleh beberapa suap mie goreng buatan Bu Ika, akhirnya, perjalanan dari Pangkalan ke Payahkumbuh dihiasi dengan parfum mobil aroma gas 3 Kg. Entah siapa pelaku yang membuang gas tanpa permisi, yang jelas semua kebagian makan durian. Dan korban berikutnya Bu Ika, yang harus mabuk dengan perjalanannya, pasti tidak nyaman.
Sekitar jam 10 an sudah sampai di Payahkumbuh, langsung cari lokasi Pilubang Resort, yang menurut penunjuk arah, hanya 3 Km dari jalan Lintas.
Ternyata penunjuk arah salah ngukur jarak, jarak sebenarnya sesuai dengan penunjuk arah yang ada di jalan adalah 8 Km, (5 Km Jalan bagus beraspal, dan 3 Km jalan rusak berlubang).
Begitu sampai, rasanya tempat ini seperti tidak terurus, plank penunjuk arahnya rusak, sehingga kami harus banyak bertanya, kaca aulanya rusak, tapi untuk bagian dalam Resort bersih dan rapi.

Jalan masuk, masih jalan tanah.




















Air Terjun 




















Kolam di bawah air terjun



















Salah satu Resort


















Bagian dalam Resort.









































Airnya dingin, tidak perlu AC, yang di butuhkan Cuma air hangat buat mandi.
Untuk tarif, hampir sama seperti tarif hotel pada umumnya, yang membedakannya adalah begitu kita keluar dari kamar, kaki kita bisa langsung menyentuh rumput-rumput hijau, atau bisa juga mengulang permainan waktu kecil dahulu.

Rekomendasi lah buat Pilubang Resort, semoga bisa liburan lagi dan menginap disini, trus dapat diskon. Istirahat sejenak, setelah perjalan melelahkan Pekanbaru – Payahkumbuh.